Unsur
Instrinsik :
A. Tema
Perjuangan Hidup
B. Tokoh atau Penokohan
Ø Adi
:
· Pintar,
ditunjukkan oleh
“Dengan Izin Allah, Adi pun menjadi pintar, bahkan
lebih pintar dari teman-teman
sebayanya.” (halaman 10)
· Jujur,
ditunjukkan oleh :
“U… u… u… uang.” Kata Adi terbata-bata,
ia mencoba jujur walaupun tahu dia akan merampasnya.” (halaman 24)
· Tulus,
ditunjukkan oleh :
“Ketulusan sebagai perwujudan
karakternya tergambar dari lembutnya tangan mengelap tiap helai daun pisang
tanpa terlewat satu sisi pun.” (halaman 47)
· Pekerja
keras, ditunjukkan oleh :
“Langkahnya pelan namun pasti tujuan. Niatnya
ialah membantu Mbok Yem menjual daun pisang ke pasar.” (halaman 49)
· Semanagat,
dirtunjukkan oleh:
“Tiga minggu ia lalui dengan penuh
semangat.” (halaman 69)
Ø Kak
Anna :
· Pengajar yang baik ,
ditunjukkan oleh
“Kakaknya memberi ia titik terang dengan
selalu mengajarinya ia membaca, menulis, berhitung, dan belajar ilmu lainnya…”
(halaman 10)
Ø Pak
Husain (Ayah Adi) :
·
Ramah, ditunjukkan oleh:
“Waalaikumussalam.” Jawab ayah sambil
tersenyum kemudian mengulurkan tangan untuk menjabatnya,…” (halaman 37)
Ø Maryani,
Ibu Adi :
·
Anggun, manis, ramah, lembut, dan baik
hati, ditunjukkan oleh:
“Melihat istri Pak RW yang begitu ramah
dan taat pada suaminya, memori ayah langsung terbang dan teringat akan sosok
Maryani, istrinya. Ia sangat anggun dan manis. Sifatnya yang ramah, lembut, dan
baik hati mampu membuat simpati orang.Ketaatan pada suami mempercantik
dirinya.” (halaman 39)
Ø Mbok
Yem :
·
Baik, ditunjukkan oleh:
“Mbok Yem sangat baik kepada Adi. Meski
baru tiga hari di sini, Mbok Yem telah Adi anggap sebagai ibu sendiri.” (halaman
27)
Ø Pak
Yudi :
·
Baik hati dan tidak sombong, ditunjukkan
oleh
“Bapak itu merendah,
kali ini dengan nada datar.”
“Bapak itu menampakkan
wajah senang karena Adi memberinya secangkir air putih.” (halaman 16)
Ø Pak
Zen :
· Ramah,
ditunjukkan oleh :
“Pak Husain dan Pak Zen pun berkenalan
dan saling berjabat tangan.” (halaman 21)
Ø Pemuda
:
·
Kasar, ditunjukkan oleh :
“Apa isinya?” Tanyanya kasar sambil
merampas tas rensel Adi. (halaman 24)
Ø Pak
Abdullah:
· Sopan,
ditunjukkan oleh:
“Maaf Pak, bila kedatangan saya kali ini
mengganggu Bapak…” Katanya dengan penuh kelembutan dan sopan. (halaman 37)
Ø Pak
Joko :
· Lembut
dan baik hati, ditunjukkan oleh:
“Pak Joko hanya memberikan senyum kepada
Adi. “Ambillah!” Perkataan lembut itu keluar dari mulut Pak Joko.” (halaman 55)
Ø Yopi
:
· Penghibur
duka, ditunjukkan oleh
“Sudah, jangan sedih…” Hibur Yopi. (halaman
28)
Ø Mang
Sanusi :
· Semangat
bekerja, ditunjukkan oleh :
“…ternyata ia adalah Mang Sanusi, paman kandung ayah yang
sudah tua namun masih tetap bugar dan semangat bekerja walau usianya mendekati
70 tahun.” (halaman 41)
Ø Ustad
Yusuf :
· Baik
hati, ditunjukkan oleh:
“Ustadz Yusuf tersenyum hangat. Matanya
menatap Adi dengan tulus. Meski jadwal ceramah yang padat, ia sempatkan
berbincang dengan mustami’ yang masih
belia ini.” (halaman 59)
Ø Pak
Haji Arif :
·
Dermawan, ditunjukkan oleh:
“Itu Pak Haji Arif. Ia akan memberi
beasiswa untukmu Ndok.” Jawab Mbok Yem bahagia. (halaman 33)
·
Periang, ditunjukkan oleh:
Ø Pak
Taufik (Kak Opik) :
· Baik,
ditunjukkan oleh:
“Pak
Taufik adalah guru muda yang paling baik di SMA itu sekaligus guru matematika
Adi.” (halaman 67)
· Lembut
dan penyayang, ditunjukkan oleh:
“Sosoknya lembut dan penyayang tak pandang
bulu seperti ibu dan Mbok Yem.” (halaman 70)
Ø Fauzi :
· Jahil,
ditunjukkan oleh:
“Ah… Bapak…! Padahal jangan kasih tahu dia.
Bocor deh rencana Uzi.” Fauzi mengeluh. (halaman 72)
· Suka
mengeluh, ditunjukkan oleh:
“Emangnya kenapa kamu penasaran banget?
Kamu gak suka ya aku ada di sini… huh…” (halaman 73)
Ø Pak
Sopir :
· Jujur,
ditunjukkan oleh:
“Den Fauzi itu anaknya Pak Sulaiman.” Kata
Pak Sopir spontan dengan datar. (halaman 72)
Ø Pak
Sulaiman :
· Ayah
pengertian, ditunjukkan oleh:
“Ayahmu tadi menyruh kami agar
meninggalkanmu, Zi. Ia paham bahwa kamu ngantuk berat habis begadang nonton
bola.” (halaman 81)
Ø Salma
:
· Cekatan,
ditunjukkan oleh:
“Salma duduk dan dengan cekatan ia
mengisi lembar kerja secepat dan serapi mungkin ia bias karena waktu lima belas
menit yang telah terbuang begitu berharga.” (halaman 83)
· Ramah,
ditunjukkan oleh:
“Salma hanya tersenyum kepada Fauzi.
Fauzi membalas dengan hal serupa.”
(halaman
85)
C. Alur
Alur
maju-mundur
D.
Latar
atau Setting
a. Latar
tempat
· Samping
Rumah, ditunjukkan oleh :
“Janur kuning telah tergantung di
samping rumah yang sederhana, menambah indahnya rumah itu walaupun tak seindah
istana raja.” (halaman 9)
· Masjid,
ditunjukkan oleh :
“Beberapa menit kemudian, Pak Husain,
Pak Yudi dan Adi keluar dari masjid” (halaman 18)
· Stasiun,
ditunjukkan oleh :
“Tuuut… Tuuut… Tuuut… bunyi kereta api.”
(halaman 20)
· Surabaya,
ditunjukkan oleh:
“Setelah perjalanan Garut-Surabaya yang
cukup lama, akhirnya sampailah mereka di tempat tujuan, yaitu kota Pahlawan.”
(halaman 20)
· Peternakan
ayam, ditunjukkan oleh:
“Sambil berjalan-jalan, mereka
mengunjungi peternakan ayam yang sangat besar itu.” (halaman 21)
· Perumahan
elit, ditunjukkan oleh:
“Pagi yang cerah, mentari bersinar
terang dan hangat menyelimuti perumahan elit yang berada di samping peternakan
ayam yang super gede itu.” (halaman 22)
·
Pasar Manggis, ditunjukkan oleh:
“Pasar Manggis ini
sangat ramai dan dijejali banyak pedagang.” (halaman 30)
·
SMA Negeri Sekarsari, ditunjukkan oleh :
“Keadaan itu membuat
murid-murid SMA Negeri Sekarsari tidak betah berlama-lama di dalam kelas.”
(halaman 67)
·
Hotel Galaksi di Jakarta, ditunjukkan
oleh :
“Mobil Kijang hitam
yang dikemudikan Pak Sopir segera dibalik dengan sigap hingga sampailah tepat
di depan hotel Galaksi yang indah dan asri.” (halaman 73)
·
Kolam air mancur, ditunjukkan oleh:
“Adi menyeret Fauzi ke
depan kolam air mancur dan duduk di kursi kayu yang ada di depannya.” (halaman
73)
·
Kamar hotel, ditunjukkan oleh:
“Kamar mereka bernuansa
biru muda yang menyejukkan.” (halaman 75)
·
SMAN 8 Jakarta, ditunjukkan oleh:
“Hanya beberapa saat
mereka sudah sampai didepan SMAN 8 Jakarta, tempat berlangsungnya olimpiade.”
(halaman 80)
·
Aula
SMAN 8 Jakarta, ditunjukkan oleh:
“Tuh, udah penuh aula
SMA-nya Den.” Kata Pak Sopir menoleh ke luar jendela mobil. (halaman 88)
b. Latar
waktu
· 17 Ramadhan,
ditunjukkan oleh :
“17 Ramadhan yang merupakan tanggal
Nuzulul Quran atau tanggal di mana Alquran diturunkan, menjadi pilihan keluarga
mereka untuk menikahkan Anna dengan Mumtaz.” (halaman 11)
· Siang hari,
ditunjukkan oleh:
“Siang kembali. Matahari telah berganti
posisi.” (halaman 30)
· Sore hari,
ditunjukkan oleh:
“Senja tak lama lagi akan muncul. Warna
jingga yang lembut merata menyelimuti langit.” (halaman 32)
· 11 Rajab 1414 H,
ditunjukkan oleh :
“Hari ini 11 Rajab 1414 H, Adi tepat
menemui hari lahirnya.” (halaman 47)
· Waktu subuh,
ditunjukkan oleh:
“Angin subuh menyusup sejuk menembus
kulit sampai merasuk tulang.”
(halaman 58)
· Hari
Rabu, ditunjukkan oleh:
“Hari ini adalah hari penentu atas semua
perjuangan Adi. Meski ini adalah hari Rabu yang kespesialannyapasti kalah
dengan Sayyidul Ayyam yaitu hari Jumat.” (halaman 87)
c. Latar
suasana
Sedih,
ditunjukkan oleh:
“Ternyata ibunya pingsan. Semua orang
terpusat perhatiannya pada Ibu Adi. Suasana yang tadinya bahagia berbahagia
kini berubah 180 derajat menjadi cemas dan sedih.” (halaman 11)
Bingung,
ditunjukkan oleh:
“Namun ia kebingungan dan berat hati apabila
harus meninggalkan kampung halamannya dan anaknya yang masih perlu
diperhatikan.” (halaman 19)
Rasa
penasaran, ditunjukkan oleh:
“Hatinya bertanya-tanya. Kepenasaran
semakin bertambah ketika ia terseret keluar dari kereta yang melaju sangat
kencang .” (halaman 24)
Ketakutan,
ditunjukkan oleh :
“Mendengar ucapan kasar itu Adi semakin
takut. Ia menangis karena tidak bias menahan ketakutan.” (halaman 24)
Kesal,
ditunjukkan oleh:
“Tak kesal bagaimana karena sedih
ditinggalkan anak laki-laki satu-satunya yang sungguh shaleh dan berbakti.”
(halaman 36)
Penuh
semangat, ditunjukkan oleh:
“Tiga minggu ia lalui dengan penuh
semangat. Tak ada hari yang ia lewatkan untuk belajar di rumah Kak Opik.”
(halaman 69)
Fokus,
ditunjukkan
oleh:
“Kedua kelompok itu focus dalam
kegiatannya.” (halaman 78)
Tegang,
ditunjukkan
oleh:
“Kini ialah saat yang menegangkan bagi
siapapun yang ada di aula itu.” (halaman 89)
E.
Sudut Pandang
Sudut pandang
orang ke tiga
F.
Amanat
Tetaplah tegar
dengan apa yang telah diberikan oleh Allah kepada kita semua. Walaupun itu
buruk menurut kita, tatapi bisa saja itu baik menurut Allah. Terima hidup apa
adanya dengan selalu berikhtiar dan berdoa agar dimudahkan dalam segala
perjalan hidup kita.
Unsur Ekstrinsik :
A.
Biografi
Pengarang
Nida
Fadlilah Arief lahir di Garut, 03 Mei 1995. Anak pertama dari empat bersaudara,
putrid pasangan Bapak Dadang Arief dan Ibu Ii Masitoh, S.Pd.I. Awal pendidikan
penulis tempuh di RA Darul Ihsan Karangpawitan Garut, MI Al-Khoiriyyah II, SMP
Islam Terpadu Al-Khoyriyyah, dan SMAN 1 Garut.
Karya-karyanya
yang telah dihasilkan di antaranya adalah cerita karikatur berjudul “Abu Pink
dan Abu Biru”, juara pertama menulis surat untuk ibu, cerpen yang berjudul
“Dengan Ridha-Mu Ku Gapai Citaku”, cerpen “Rumus Cinta”, dan masih banyak lagi
kejuaraan-kejuaraan yang beliau jalani.”
B.
Nilai
yang Terkandung di Dalamnya
· Nilai
Budaya
Nilai budayanya pun sangat terlihat, dengan adat
Sunda. Bahasanya yang sopan dan santun dan ada ketimuran, yaitu Indonesia.
Saling sapa, merupakan cirri kebudayaan orang Indonesia yang ramah kepada orang
lain.
· Nilai
Sosial
Nilai
sosialnya dalam novel ini adalah hubungan antara masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lain sangatlah erat, terjalinnya hubungan ukhuwah islamiyah
yang kuat. Tidak ada yang membeda-bedakan walaupun adanya perbedaan status
social di antara mereka.
· Nilai
Religius
Nilai religiusnya sangat kental sekali, dilihat
dengan banyaknya tempat-tempat peribadahan yang digunakan sebgai latar
tempatnya yaitu masjid. Doa-doa yang selalu dipanjatkan oleh para tokohnya,
dengan akhlak yang patut dicontoh oleh para keluarga.
· Nilai
Ekonomi
Nilai ekonominya adalah, walaupun dalam keadaan
sengsara dalam hal perekonomian keluarga Adi tetap bersabar dan tabah dalam
menjalani hidup dan menerima apa adanya apa yang telah digariskan oleh Allah.
· Nilai
Pendidikan
Nilai pendidikannya adalah, Adi adalah Juara
Matematika yang telah diselenggarakan di Jakarta. Hal tersebut patut kita
teladani, belajar dengan giat, tidak membuang-buang waktu, sekali pun kita
berasal dari sekolah yang terpencil kita harus tetap berusaha menggapai cita-cita
kita..
· Nilai
Kemanusiaan
Nilai
kemanuasiaannya pun sangat kental, dengan adanya beasiswa bagi siswa yang tidak
mampu dan berprestasi, dan kedermawanan para tokohnya yang sangat memperhatikan
para tetangga, sanak saudara dan sebagainya.
terima kasih kak sudah membuat blog ini!!!
BalasHapussaya jadi mudah mengerjakan tugas kartulnya