bismillah

bismillah

Minggu, 23 Desember 2012

Unsur instrinsik dan ekstrinsik Novel IMPIAN TUK KEMBALI

Jenis Novel : Novel Indonesia
Unsur Instrinsik :
A.  Tema
Perjuangan Hidup
B.  Tokoh atau Penokohan
Ø Adi :
·      Pintar, ditunjukkan oleh
 “Dengan Izin Allah, Adi pun menjadi pintar, bahkan lebih pintar dari  teman-teman sebayanya.” (halaman 10)
·      Jujur, ditunjukkan oleh :
“U… u… u… uang.” Kata Adi terbata-bata, ia mencoba jujur walaupun tahu dia akan merampasnya.” (halaman 24)
·      Tulus, ditunjukkan oleh :
“Ketulusan sebagai perwujudan karakternya tergambar dari lembutnya tangan mengelap tiap helai daun pisang tanpa terlewat satu sisi pun.” (halaman 47)
·      Pekerja keras, ditunjukkan oleh :
“Langkahnya pelan namun pasti tujuan. Niatnya ialah membantu Mbok Yem menjual daun pisang ke pasar.” (halaman 49)
·      Semanagat, dirtunjukkan oleh:
“Tiga minggu ia lalui dengan penuh semangat.” (halaman 69)

Ø Kak Anna :
·      Pengajar yang baik , ditunjukkan oleh
“Kakaknya memberi ia titik terang dengan selalu mengajarinya ia membaca, menulis, berhitung, dan belajar ilmu lainnya…” (halaman 10)
Ø Pak Husain (Ayah Adi) :
·      Ramah, ditunjukkan oleh:
    “Waalaikumussalam.” Jawab ayah sambil tersenyum kemudian mengulurkan tangan untuk menjabatnya,…” (halaman 37)
Ø Maryani, Ibu Adi     :
·         Anggun, manis, ramah, lembut, dan baik hati, ditunjukkan oleh:
“Melihat istri Pak RW yang begitu ramah dan taat pada suaminya, memori ayah langsung terbang dan teringat akan sosok Maryani, istrinya. Ia sangat anggun dan manis. Sifatnya yang ramah, lembut, dan baik hati mampu membuat simpati orang.Ketaatan pada suami mempercantik dirinya.” (halaman 39)
Ø Mbok Yem :
·         Baik, ditunjukkan oleh:
“Mbok Yem sangat baik kepada Adi. Meski baru tiga hari di sini, Mbok Yem telah Adi anggap sebagai ibu sendiri.” (halaman 27)
Ø Pak Yudi  :
·      Baik hati dan tidak sombong, ditunjukkan oleh
“Bapak itu merendah, kali ini dengan nada datar.”
“Bapak itu menampakkan wajah senang karena Adi memberinya secangkir air putih.” (halaman 16)
Ø Pak Zen   :
·      Ramah, ditunjukkan oleh :
“Pak Husain dan Pak Zen pun berkenalan dan saling berjabat tangan.” (halaman 21)
Ø Pemuda :
·      Kasar, ditunjukkan oleh :
    “Apa isinya?” Tanyanya kasar sambil merampas tas rensel Adi. (halaman 24)
Ø Pak Abdullah:
·      Sopan, ditunjukkan oleh:
    “Maaf Pak, bila kedatangan saya kali ini mengganggu Bapak…” Katanya dengan penuh kelembutan dan sopan. (halaman 37)
Ø Pak Joko :
·      Lembut dan baik hati, ditunjukkan oleh:
     “Pak Joko hanya memberikan senyum kepada Adi. “Ambillah!” Perkataan lembut itu keluar dari mulut Pak Joko.” (halaman 55)
Ø Yopi :
·      Penghibur duka, ditunjukkan oleh
    “Sudah, jangan sedih…” Hibur Yopi. (halaman 28)
Ø Mang Sanusi :
·      Semangat bekerja, ditunjukkan oleh :
“…ternyata ia adalah Mang Sanusi, paman kandung ayah yang sudah tua namun masih tetap bugar dan semangat bekerja walau usianya mendekati 70 tahun.” (halaman 41)
Ø Ustad Yusuf :
·      Baik hati, ditunjukkan oleh:
     “Ustadz Yusuf tersenyum hangat. Matanya menatap Adi dengan tulus. Meski jadwal ceramah yang padat, ia sempatkan berbincang dengan mustami’ yang masih belia ini.” (halaman 59)
Ø Pak Haji Arif :
·      Dermawan, ditunjukkan oleh:
    “Itu Pak Haji Arif. Ia akan memberi beasiswa untukmu Ndok.” Jawab Mbok Yem bahagia. (halaman 33)
·      Periang, ditunjukkan oleh:
Ø Pak Taufik (Kak Opik) :
·      Baik, ditunjukkan oleh:
    “Pak Taufik adalah guru muda yang paling baik di SMA itu sekaligus guru matematika Adi.” (halaman 67)
·      Lembut dan penyayang, ditunjukkan oleh:
    “Sosoknya lembut dan penyayang tak pandang bulu seperti ibu dan Mbok Yem.” (halaman 70)
Ø Fauzi       :
·      Jahil, ditunjukkan oleh:
    “Ah… Bapak…! Padahal jangan kasih tahu dia. Bocor deh rencana Uzi.” Fauzi mengeluh. (halaman 72)
·      Suka mengeluh, ditunjukkan oleh:
    “Emangnya kenapa kamu penasaran banget? Kamu gak suka ya aku ada di sini… huh…” (halaman 73)
Ø Pak Sopir :
·      Jujur, ditunjukkan oleh:
    “Den Fauzi itu anaknya Pak Sulaiman.” Kata Pak Sopir spontan dengan datar. (halaman 72)
Ø Pak Sulaiman :
·      Ayah pengertian, ditunjukkan oleh:
“Ayahmu tadi menyruh kami agar meninggalkanmu, Zi. Ia paham bahwa kamu ngantuk berat habis begadang nonton bola.” (halaman 81)
Ø Salma :
·      Cekatan, ditunjukkan oleh:
“Salma duduk dan dengan cekatan ia mengisi lembar kerja secepat dan serapi mungkin ia bias karena waktu lima belas menit yang telah terbuang begitu berharga.” (halaman 83)
·      Ramah, ditunjukkan oleh:
“Salma hanya tersenyum kepada Fauzi. Fauzi membalas dengan hal serupa.”
(halaman 85)

C.  Alur
Alur maju-mundur

D.    Latar atau Setting
a.    Latar tempat
·      Samping Rumah, ditunjukkan oleh :
“Janur kuning telah tergantung di samping rumah yang sederhana, menambah indahnya rumah itu walaupun tak seindah istana raja.” (halaman 9)
·      Masjid, ditunjukkan oleh :
“Beberapa menit kemudian, Pak Husain, Pak Yudi dan Adi keluar dari masjid” (halaman 18)
·      Stasiun, ditunjukkan oleh :
“Tuuut… Tuuut… Tuuut… bunyi kereta api.” (halaman 20)
·      Surabaya, ditunjukkan oleh:
“Setelah perjalanan Garut-Surabaya yang cukup lama, akhirnya sampailah mereka di tempat tujuan, yaitu kota Pahlawan.” (halaman 20)
·      Peternakan ayam, ditunjukkan oleh:
“Sambil berjalan-jalan, mereka mengunjungi peternakan ayam yang sangat besar itu.” (halaman 21)
·      Perumahan elit, ditunjukkan oleh:
“Pagi yang cerah, mentari bersinar terang dan hangat menyelimuti perumahan elit yang berada di samping peternakan ayam yang super gede itu.” (halaman 22)
·      Pasar Manggis, ditunjukkan oleh:
“Pasar Manggis ini sangat ramai dan dijejali banyak pedagang.” (halaman 30)
·      SMA Negeri Sekarsari, ditunjukkan oleh :
“Keadaan itu membuat murid-murid SMA Negeri Sekarsari tidak betah berlama-lama di dalam kelas.” (halaman 67)
·      Hotel Galaksi di Jakarta, ditunjukkan oleh :
“Mobil Kijang hitam yang dikemudikan Pak Sopir segera dibalik dengan sigap hingga sampailah tepat di depan hotel Galaksi yang indah dan asri.” (halaman 73)
·      Kolam air mancur, ditunjukkan oleh:
“Adi menyeret Fauzi ke depan kolam air mancur dan duduk di kursi kayu yang ada di depannya.” (halaman 73)
·      Kamar hotel, ditunjukkan oleh:
“Kamar mereka bernuansa biru muda yang menyejukkan.” (halaman 75)
·      SMAN 8 Jakarta, ditunjukkan oleh:
“Hanya beberapa saat mereka sudah sampai didepan SMAN 8 Jakarta, tempat berlangsungnya olimpiade.” (halaman 80)
·       Aula SMAN 8 Jakarta, ditunjukkan oleh:
“Tuh, udah penuh aula SMA-nya Den.” Kata Pak Sopir menoleh ke luar jendela mobil. (halaman 88)

b.    Latar waktu
·      17 Ramadhan, ditunjukkan oleh :
“17 Ramadhan yang merupakan tanggal Nuzulul Quran atau tanggal di mana Alquran diturunkan, menjadi pilihan keluarga mereka untuk menikahkan Anna dengan Mumtaz.” (halaman 11)
·      Siang hari, ditunjukkan oleh:
“Siang kembali. Matahari telah berganti posisi.” (halaman 30)
·      Sore hari, ditunjukkan oleh:
“Senja tak lama lagi akan muncul. Warna jingga yang lembut merata menyelimuti langit.” (halaman 32)
·      11 Rajab 1414 H, ditunjukkan oleh :
“Hari ini 11 Rajab 1414 H, Adi tepat menemui hari lahirnya.” (halaman 47)
·      Waktu subuh, ditunjukkan oleh:
“Angin subuh menyusup sejuk menembus kulit sampai merasuk tulang.”
(halaman 58)
·      Hari Rabu, ditunjukkan oleh:
“Hari ini adalah hari penentu atas semua perjuangan Adi. Meski ini adalah hari Rabu yang kespesialannyapasti kalah dengan Sayyidul Ayyam yaitu hari Jumat.” (halaman 87)
c.    Latar suasana
Sedih, ditunjukkan oleh:
“Ternyata ibunya pingsan. Semua orang terpusat perhatiannya pada Ibu Adi. Suasana yang tadinya bahagia berbahagia kini berubah 180 derajat menjadi cemas dan sedih.” (halaman 11)
Bingung, ditunjukkan oleh:
“Namun ia kebingungan dan berat hati apabila harus meninggalkan kampung halamannya dan anaknya yang masih perlu diperhatikan.” (halaman 19)
Rasa penasaran, ditunjukkan oleh:
“Hatinya bertanya-tanya. Kepenasaran semakin bertambah ketika ia terseret keluar dari kereta yang melaju sangat kencang .” (halaman  24)
Ketakutan, ditunjukkan oleh :
“Mendengar ucapan kasar itu Adi semakin takut. Ia menangis karena tidak bias menahan ketakutan.” (halaman 24)
Kesal, ditunjukkan oleh:
“Tak kesal bagaimana karena sedih ditinggalkan anak laki-laki satu-satunya yang sungguh shaleh dan berbakti.” (halaman 36)
Penuh semangat, ditunjukkan oleh:
“Tiga minggu ia lalui dengan penuh semangat. Tak ada hari yang ia lewatkan untuk belajar di rumah Kak Opik.” (halaman 69)
Fokus, ditunjukkan oleh:
“Kedua kelompok itu focus dalam kegiatannya.” (halaman 78)
Tegang, ditunjukkan oleh:
“Kini ialah saat yang menegangkan bagi siapapun yang ada di aula itu.” (halaman 89)

E.     Sudut Pandang
Sudut pandang orang ke tiga

F.     Amanat
Tetaplah tegar dengan apa yang telah diberikan oleh Allah kepada kita semua. Walaupun itu buruk menurut kita, tatapi bisa saja itu baik menurut Allah. Terima hidup apa adanya dengan selalu berikhtiar dan berdoa agar dimudahkan dalam segala perjalan hidup kita.
Unsur Ekstrinsik :

A.    Biografi Pengarang
Nida Fadlilah Arief lahir di Garut, 03 Mei 1995. Anak pertama dari empat bersaudara, putrid pasangan Bapak Dadang Arief dan Ibu Ii Masitoh, S.Pd.I. Awal pendidikan penulis tempuh di RA Darul Ihsan Karangpawitan Garut, MI Al-Khoiriyyah II, SMP Islam Terpadu Al-Khoyriyyah, dan SMAN 1 Garut.
Karya-karyanya yang telah dihasilkan di antaranya adalah cerita karikatur berjudul “Abu Pink dan Abu Biru”, juara pertama menulis surat untuk ibu, cerpen yang berjudul “Dengan Ridha-Mu Ku Gapai Citaku”, cerpen “Rumus Cinta”, dan masih banyak lagi kejuaraan-kejuaraan yang beliau jalani.”

B.     Nilai yang Terkandung di Dalamnya
·      Nilai Budaya
Nilai budayanya pun sangat terlihat, dengan adat Sunda. Bahasanya yang sopan dan santun dan ada ketimuran, yaitu Indonesia. Saling sapa, merupakan cirri kebudayaan orang Indonesia yang ramah kepada orang lain.
·      Nilai Sosial
Nilai sosialnya dalam novel ini adalah hubungan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain sangatlah erat, terjalinnya hubungan ukhuwah islamiyah yang kuat. Tidak ada yang membeda-bedakan walaupun adanya perbedaan status social di antara mereka.
·      Nilai Religius
Nilai religiusnya sangat kental sekali, dilihat dengan banyaknya tempat-tempat peribadahan yang digunakan sebgai latar tempatnya yaitu masjid. Doa-doa yang selalu dipanjatkan oleh para tokohnya, dengan akhlak yang patut dicontoh oleh para keluarga.
·      Nilai Ekonomi
Nilai ekonominya adalah, walaupun dalam keadaan sengsara dalam hal perekonomian keluarga Adi tetap bersabar dan tabah dalam menjalani hidup dan menerima apa adanya apa yang telah digariskan oleh Allah.
·      Nilai Pendidikan
Nilai pendidikannya adalah, Adi adalah Juara Matematika yang telah diselenggarakan di Jakarta. Hal tersebut patut kita teladani, belajar dengan giat, tidak membuang-buang waktu, sekali pun kita berasal dari sekolah yang terpencil kita harus tetap berusaha menggapai cita-cita kita..
·      Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanuasiaannya pun sangat kental, dengan adanya beasiswa bagi siswa yang tidak mampu dan berprestasi, dan kedermawanan para tokohnya yang sangat memperhatikan para tetangga, sanak saudara dan sebagainya.








                               








1 komentar:

  1. terima kasih kak sudah membuat blog ini!!!
    saya jadi mudah mengerjakan tugas kartulnya

    BalasHapus

Entri Populer